Saatnya 'Kembali' ke Air Susu Ibu (ASI)
Menyikapi kenaikan harga susu formula yang kian meningkat, kami dari
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ingin mengajak kembali masyarakat
untuk 'kembali' menyusui bayi dengan Air Susu Ibu (ASI), karena ASI adalah
standar pemberian nutrisi yang terbaik bagi bayi.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 dan 2002,
lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun menyusui dalam 1 jam
pertama cenderung menurun 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002.
Cakupan ASI eksklusif 6 bulan juga menurun dari 42,4% pada tahun 1997
menjadi 39,5% pada tahun 2002. Sedangkan penggunaan susu formula justru
meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun dari 10,8% tahun 1997
menjadi 32,5 % pada tahun 2002.
Hal ini sangat meresahkan dan mengkhawatirkan kami, karena penelitian
menunjukkan bahwa ASI memberikan kekebalan yang maksimal dan paling baik
tidak hanya pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak, tetapi bahkan
sepanjang masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pemberian ASI menurunkan resiko
berbagai penyakit, antara lain: leukimia danlimfoma pada anak, diabetes,
gangguan pencernaan dan diare, infeksi telinga, infeksi pernafasan,
pneumonia, asma dan eksim, meningitis, rematik, osteoporosis, kanker
payudara dan kanker indung telur, kolesterol yang lebih rendah, dan obesitas
pada masa kanak-kanak maupun remaja.
Berbeda dari susu formula yang berasal dari susu sapi, ASI merupakan suatu
spesifik spesies yang khusus hanya dibuat untuk bayi manusia, bahkan hanya
untuk bayi sang Ibu, bahkan lebih jauh lagi, ASI yang keluar setiap tetesnya
memiliki kandungan berbeda yang khas yang persis sempurna sesuai dengan
kebutuhan bayi seorang ibu pada saat itu. Komposisi yang terkandung dalam
susu formula tidak pernah berubah, semuanya disamaratakan bagi setiap bayi
dan pada tingkatan umur yang sama, walaupun kebutuhan bayi yang satu dengan
yang lain amatlah berbeda. Kandungan lemak (AA, DHA), karbohidrat, protein,
vitamin, mineral, enzym, hormone dan yang paling penting zat antibodi yang
terkandung dalam ASI tidak akan didapatkan dalam susu formula manapun.
Besar harapan kami, pihak media, dan masyarakat pada umumnya dapat membantu
mensosialisasikan pentingnya ASI eksklusif kepada masyarakat dengan
memberikan informasi bahwa selama ini kita sering 'melupakan' bahwa ada yang
jauh lebih baik, aman dan higienis dibandingkan susu formula dan tentunya
tidak mengalami kenaikan harga seperti susu formula.
Salam ASI!
Cheers,
Amanda Andono Sudarwanto
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
021 - 936 manda
amanda@aimi-asi.org
www.aimi-asi.org
Untuk informasi hubungi:
Rahmah Housniati (Nia)
(021) 7071 9988
0815 900 3357
nia@aimi-asi.org
kontak@aimi-asi.org
www.aimi-asi.org
Setuju !
ReplyDelete:-)
Hehehe... Ternyata Amanda dari EMI ke AIMI. :D
ReplyDeleteSayangnya buat aku (dan mungkin ibu2 berkasus khusus) dari awalnya aja udah nggak bisa ngasih ASI... :( Gimana mau "balik" ke ASI? Untungnya sih kmaren pas beli susu buat Freya (dia pake susu-nya Hypo-Allergenic gitu pula) harganya gak naik. Jadi untuk sementara masih boleh tenang...
setuju :)
ReplyDeleteso... ibu-ibu ayo makan daun katuk.. semasa kehamilan & semasa menyusui..
ReplyDeleteEmang gampang bisa punya ASI?! Ga segampang itu, de.. Justru susu formula hadir, karena problem sulitnya punya ASI..
ReplyDeleteTerpaksa aku setuju dengan bapak ini, karena yaah, mungkin ibu2 yang bisa dengan mudahnya memberi ASI nggak ngerasain susah dan frustrasinya ibu2 yang nggak bisa ngasih ASI. Memang sih ada usaha2nya... tapi nggak segampang makan daun katuk doang... Hehehe.. Wong aku makan daun katuk sampe enek, minum obat2an dari dokter juga gak kejadian... Ya udah, aku terima nasib bahwa mungkin memang untuk saat ini belum "dikasih" untuk ngasih ASI (seperti semua cewek punya rahim, tapi soal ada bayi/nggaknya tergantung Yang Di Atas).
ReplyDeleteGue stuju kalo memang bisa ASI, jangan kasih susu formula, untuk alasan2 yang sama seperti seruan di atas.
Tapi kalo emang nggak bisa ASI, jangan disalahin dong kalo kasih susu formula... :(
Terus terang gue sedih lho pas ada seminar khusus cuma buat ibu2 yang menyusui ASI. Kok rasanya didiskriminasi, gitu... Padahal gue juga pingin belajar... Siapa tau di masa depan kalo dikasih anak lagi gue bisa kasih ASI...
yak bener sekali ... ngasih ASI emang gak gampang, butuh belajar dan berjuang sampai bisa. kalau melihat manfaatnya yang luar biasa besar, mendingan ngasih ASI aja deh, ketimbang bayinya dikasih susu formula.
ReplyDeletemending judulnya diganti aja, jangan:
ReplyDelete"Susu Mahal, Khan Ada Asi",
tapi:
"Susu Mahal? Mari Simak Tips & Trik Mendapatkan ASI!"
Jadi, keluhan susu mahal itu memang datang dari orang2 yang sulit mendapatkan ASI, dan dicari solusinya. Dan bukan datang dari asosiasi yang tidak mengerti problem ASI di masyarakat itu.. gitu..
Iyee deehhh... yang dah jadi ayah laeenn. Dah ngeliat sendiri ya betapa susahnya?! Aku sendiri juga belom tau nantinya bisa ngasih ASI ato ga. Mang ga gampang kok, aku juga dah liat gimana kakak2ku ngusahain kasih ASI.
ReplyDeleteMakanya mungkin pihak yang terkait (Dokter, paramedis dll) diharap memberi masukan2 ato berusaha menemukan cara2 (ga tau gimana caranya??) biar para ibu yang punya masalah dengan sulitnya memberi ASI bisa teratasi. Dan para ibunya jangan nyerah dulu. Tetep usaha, nyari info sebanyak2nya, ngusahain sebaik2nya.
Kalo ga bisa juga, yaaah... mo gimana lagi :(.
Hehehe... seperti biasa... makasih buat temen2 yang dah mampir, baca dan komentar. Waktu terbatas. Sambil nunggu di salemba niiiy... :p. Makasih... makasih.. makasih..
ReplyDeleteada sih klinik laktasi yang bisa memberikan bantuan kepada ibu2 yang pengin menyusui.
ReplyDeleteKlinik Laktasi RS Sint CarolusJl. Salemba Raya No. 41 Telp Hotline 24 jam (021) 3154187 atau melalui operator (021) 3904441 ext. 2271.Dokternya dr. Utami Roesli SpA, yang jadi dokter pengkampanye gerakan ASI.Jadwal konsultasi : senin-sabtu, khusus sabtu pendaftaran sampe denganjam 10 (sabtu 1/2 hari) tapi untuk hari rabu hanya ada bidan.
Buat ibu yang sebelumnya gagal dan pengin mencoba menyusui lagi bisa kok diusahakan. Kontak aja dr. Utami Roesli.
kalo ga beliau ini saudara kandung seniman harry roesli kan ya?
ReplyDeletepermasalahan di Indonesia sih, kadang2 promosi susu formula gila2-an. ada bayi baru lair, langsung dipisah dari ibunya dan dikasih susu formula sama susternya dengan alesan, asi ibu masih sedikit, gak cukup buat anaknya. padahal bayi baru lair gak butuh asi banyak2. dan pemberian asi yang pertama (early latch-on) itu buat ngasih klostrum (zat yang berguna buat daya kekebalan sang anak), terus buat bayinya juga biar bisa belajar nyusu, buat ibunya juga biar bisa belajar nyusuin. yang penting usaha. perkara susu nggak keluar atau keluarnya cuman dikit2 di hari2 pertama/minggu2 pertama kelahiran sebenarnya gak masalah.
ReplyDeletecuman mungkin ada ibu2 yang belum apa2 sudah menyerah duluan, alesannya wah air susu saya gak banyak, gak cukup buat bayinya. padahal justru produksi air susu itu tergantung permintaan bayi. jadi semakin sering diberikan kepada bayi, semakin banyak produksinya.
sebenarnya hanya sedikit ibu2 yang benar2 air susunya gak keluar. bahkan pada kondisi tertentu, ibu yang sudah lama gak menyusui anaknya di masa-masa awal, bisa diusahakan untuk menyusui anaknya di masa selanjutnya.
menyusui ini penting buat bonding /menjalin ikatan antara ibu dan anak. terus pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bisa meningkatkan daya tahan dan kekebalan anak. He he ... semoga bermanfaat.
yup, bener kakaknya Harry Roesli,...
ReplyDeletesama2 cucunya Marah Roesli (pengarang Siti Noerbaja) :)
oh ya, ini ada yang naruh wawancaranya dr. Utami Roesli di mp-nya
http://alyssakuw.multiply.com/reviews/item/15
Pernah jadi murid, tapi gagal juga... :D
ReplyDeleteDr taun 97 (jaman kuliah) juga udah tau betapa susahnya dapetin ASI.. Kakakku salah satunya..
ReplyDelete