Tuesday, July 10, 2007

Tergantung gimana cara kamu berfikir!


Jejak Sepatu di karpet... Sebuah kisah nyata.


Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja,
cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya
sangat menghargai pengabdiannya itu. Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih
ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan
marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet,
dan suasana tidak enak akan berlangsung
seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali
terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia
Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu
dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu :
"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan". Ibu itu
kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu
yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu,
bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah,
mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang
dilihatnya. Lalu Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada
seorangpun di rumah ibu.Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar
gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa
orang-orang yang ibu kasihi". Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya
langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang.
Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami
dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran
disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu
cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu
mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang
bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya. "Bagaimana, apakah karpet kotor
masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan
kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan
sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara
positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor,
karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya
ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog
terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP
(Neurolinguistic Programming) . Teknik yang dipakainya di atas disebut
Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita,
sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu
caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang. Saya BERSYUKUR :
1.Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena
itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.
2.Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya
ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3.Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya
mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.
4.Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan
digaji tinggi.
5.Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu
artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.
6.Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.
7.Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya
saya masih mampu bekerja keras.
8.Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya
masih ada kebebasan berpendapat.
9.Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu
artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.
10.Untuk setiap permasalahan hidup yang saya hadapi, karena itu artinya
Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih baik lagi.

Source : Unknow

6 comments:

  1. Nemu2nya gambar siluman kodok-kuda itu... Hehehehe... Thanks De, for the enlightenment!

    ReplyDelete
  2. menarik tulisannya... apalagi kalau dipraktekkan =)

    ReplyDelete
  3. untuk badan saya yang gendut dan perut mulai menggelembung, berarti gizi saya berkecukupan ! :))

    ReplyDelete
  4. berarti tidak kekurangan makan :-p

    ReplyDelete
  5. Lala : Ga sengaja tuh. Gambarnya sih aku dapetin beberapa taun yang lalu
    Aa : Nah itu... Nulis lebih gampang dari ngelakuin :p
    Bondan n Udintpi : Hehehe.. saya juga endut. Masuk kategori deh :)

    ReplyDelete