Semalam di TV7 menayangkan kembali peristiwa bom Bali 3 tahun yang lalu. Tayangan yang bejudul "Saksi Hidup" ini memang ditujukan untuk memperingati 3 tahun Bom Bali. Pemboman yang terjadi tepat didepan beberapa Cafe, Pub & Bar yang cukup terkenal dikalangan turis asing ini amat banyak memakan korban. Dan seperti membuka luka lama bagi masyarakat bali, awal bulan ini tepatnya tgl 1 Oktober kemarin, bom kembali memakan korban yang kali ini dengan motif yang sangat ga jelas dengan tujuan apa. Tanpa berusaha membahas kejadian pada Bom Bali 2 yang kemarin baru terjadi, tayangan ini bercerita mengenai derita yang harus ditanggung oleh keluarga korban yang ditinggalkan. Tayangan itu juga menampilkan beberapa potongan wawancara dari para "pelaku" yang menjadi otak pemboman Bali 1. Terus terang dulu2 aku ga percaya bahwa mereka (Amrozi dkk) adalah dalang dari semua ini. Gimana mo percaya, dengan tampang blo'on sambil ketawa2 nyegir dengan bangganya dada2 pas disorot kamera kaya selebriti. Kayanya aneh aja, orang kaya gitu bisa merancang rencana pemboman dengan rapi dan canggih pula. Dulu aku melihatnya ada konspirasi pihak inteligen dan asing didalam penangkapan mereka. Tapi, setelah melihat tayangan ini, kok mau ga mau jadi percaya bahwa mereka yang melakukannya. Wawancara itu dilakukan langsung dengan sipelaku tanpa pendamping. Aku coba perhatiin gimana mereka bertutur, apa mereka berbohong dengan mengaku mereka adalah pelakunya. Tapi buat apa?!
Terus terang aku sedih dan kecewa ngeliat tayangan tersebut. Sedih ngeliat begitu banyak korban2 yang sebenarnya ga berdosa yang turut menjadi korban dari peristiwa tersebut. Sedih dan kecewa akan sikap para "pelaku" yang mengatasnamakan perjuangan agama. Aku akui aku amat sangat awam dalam soal agama, tapi aku sangat ga ngerti kenapa mereka dengan mengatasnamakan jihad melakukan sesuatu hal yang menyedihkan dan merugikan orang lain serta memalukan umat Islam dengan teror yang mereka buat.
Aku sangat percaya bahwa hal itu ga tumbuh sendiri. Semua itu timbul dari rasa kekecewaan para umat yang sering diperlakukan tidak adil. Tapi ga hanya itu aja, aku juga sangat yakin kekecewaan mereka yang amat besar ini akibat dari perlakuan pihak asing yang sering semena2 pada negara2 Islam dalam melakukan banyak kebijakan sampai kepada perlakukan yang sangat anarkis dan tidak manusiawi. Kalo melihat hal kaya gitu, rasanya sulit (walaupun ga membenarkan pula) untuk menyalahkan mereka yang mungkin sudah muak dengan sikap distriminatif tersebut. Kejadian2 didalam negri sendiri seperti Peristiwa Tj. Priok, Poso, Aceh dan banyak daerah lain yang ga semuanya terungkap kepermukaan menjadikan bara api yang akan sulit padam jika pemerintah tidak cukup pintar dalam mengatasinya. Lalu kekecewaan itu menyebabkan luka. Luka itu menjadikan dendam yang tidak berkesudahan. Dendam bermuara pada tindakan2 yang diniatkan untuk merubah segala kebijakan dan kejadian yang menyakitkan bagi umat yang pernah ada dan terjadi dalam rentang waktu yang tak terbatas. Mereka begitu sakit dan kecewa sehingga mengatasnamakan jihad yang memang sebenarnya bertujuan untuk memperjuangkan apa2 yang haq sekaligus merubah kebatilan.
Kita seharusnya paham bahwa jihad itu ga melulu peperangan, anarkis, berdarah2 sampe menimbulkan banyak korban. Jihad juga bisa dilakukan dengan halus dan lemah lembut dengan cara yang baik yang sering dicontohkan oleh Rasulullah. Tapi mungkin, mungkin bagi mereka yang sudah sangat muak dan sudah tidak lagi percaya akan hasil dari penggunaan cara yang halus tadi, mereka lebih memilih mengunakan jalur keras. Hmmff.. sebegitu frustasinya-kah mereka?! Frustasi karena menganggap dengan cara baik dan lemah lembut segala ketertindasan dan kesakitan umat ga akan pernah berubah. Padahal dalam Islam sendiri tidak mengenal kata frustasi, karena frustasi hanyalah gimana cara kita memandang dan menyikapi segala sesuatunya. Apa benar karena frustasi semata?? Coba kita liat2 lagi, banyak yang berjuang dengan cara yang sangat ekstrim dan ga sedikit yang berjuang dengan cara yang halus. Gimana hasilnya? Orang2 yang berjuang dengan cara yang baik memang dikenal sebagai pendamai dan bagi yang lemah malah cenderung jadi bekingan orang2 asing tersebut. Sedangkan bagi orang2 yang berjuang dengan jalan ekstrim dituduh teroris karena akibat yang disebabkannya.
Bagi orang yang paham dan pernah berjuang di daerah konflik pasti merasakan amarah dan rasa yang berbeda dibanding mereka yang hanya mendengar cerita2 konflik tersebut dari media yang ga jarang suka memutarbalikkan fakta. Tapi kita tentunya ga harus merasa sakit dulu biar tau gimana rasanya sakit.
Jihad adalah PERJUANGAN. Perjuangan itu punya target yg jelas.
ReplyDeleteBom itu KEBODOHAN! Karena targetnya acak dan gak jelas.
Dan jangan pernah berpikir bahwa Bom Bali adalah atas nama agama. Terutama agama Islam. Karena gue orang islam dan gak suka diatas namakan orang lain! Ngaku2 pembela islam.. Islam ga perlu dibela juga gak akan rubuh!
Mau tau jalur keras? Jalan ke arah org yg kita anggap musuh, gorok lehernya. Langsung, tepat sasaran, fatal, mission accomplished. Dan bawalah namamu sendiri, jangan bawa2 nama Allah..!
Tinta cendekia untuk kemaslahatan ummat lebih mahal harganya daripada darah seorang syuhada..
Bom bali? Syuhada?! Tai Babi aja masih lebih mulia dari itu!
that's what I called, fanatisme yang buta.
ReplyDeleteThat's it!!
ReplyDelete