Saturday, October 30, 2010

Aku, Zayan n Tantrum

Ternyata jadi seorang ibu memang betul2 harus punya kesabaran yang luuuaaarrrrr biasa. Salut buat semua ibu2 yang bisa sabar atau yang sedang belajar bersabar (n berhasil) dalam menghadapi anak2nya didunia ini. Ga salah kalo surga itu ditelapak kaki ibu, karena sepanjang hidup kita, dibanding seorang ayah, sosok ibu-lah yang lebih banyak peranannya dalam mendidik n mengasuh mereka sepanjang hari selama hidupnya. 

Dulu aku suka heran n ga habis fikir dengan tingkah laku anak2 kecil yang sulit diatur n menganggap mereka terlalu dimanja. eh ternyata sekarang aku ngalamin huhuhu :(. Beberapa bulan ini Zayan mulai menunjukan emosi yang berlebihan. Udah gitu sekarang kalo disuruh makan, ampyuuuuunnnn susaahnyaaa *frustasi mode on*.

Hmmmfff... ternyata perilaku seperti ini disebut Temper Tantrum. Tau karena kemarin konsultasi perubahan perilaku Zayan ke DSA-nya. Alhamdulillah tantrumnya Zayan masih dalam taraf normal, ga sampe yang sifatnya merusak dan menyakiti diri sendiri. Tantrumnya nanti bisa hilang sendiri, mamanya aja yang harus belajar sabar hehehe :D.

Setelah browsing2 nemu deh kalo Tantrum itu ada beberapa tipe, tingkah laku dan sebab akibat. Secara garis besar yang aku dapat di Mr. Google :


Mengapa Anak Tantrum?

Sesungguhnya tantrum merupakan bagian dari perkembangan anak. Suatu fase normal yang dilalui oleh semua anak.  Bahkan anak-anak yang ’paling baik’ sekalipun, sekali waktu juga pernah tantrum. Menurut pakar psikologi anak, temperamen anak juga mempengaruhi kecenderungan tantrum. Anak yang bertemperamen ’sulit’ cenderung mudah tantrum.

Sesekali, sebagai orangtua, kita perlu juga memandang ’dunia’ ini dari sudut pandang anak.  Seiring dengan pertambahan umurnya, anak semakin memahami lingkungannya.  Mereka tahu bahwa ada banyak sekali pilihan di sekelilingnya. Di mata anak, semuanya menarik sehingga mereka ingin memiliki atau menguasai semuanya. Tak seperti orang dewasa, anak-anak (batita dan balita) memiliki keterbatasan dalam mengendalikan maupun menyalurkan emosinya. Maka, ketika keinginannya tak terpenuhi, mereka menyalurkan rasa frustasinya lewat satu-satunya cara yang ia kuasai benar, TANTRUM!

Memahami faktor-faktor pemicu tantrum adalah ’bekal’ orangtua untuk menyikapi perilaku ini dengan kepala dingin.

- Tak mampu mengungkapkan keinginannya
Umumnya anak usia balita dan batita memiliki keterbatasan bahasa. Meski kosakatanya belum banyak, anak usia 1 tahun telah memahami banyak hal. Pemahamannya melebihi kemampuan verbalnya. Coba Anda bayangkan, bagaimana jika orang yang Anda ajak komunikasi tak kunjung mengerti maksud Anda? Seperti itulah yang dirasakan si kecil.  Biasanya, tantrum akan berkurang seiring dengan meningkatnya kemampuan bicara anak.

- Terhalangnya keinginan untuk mandiri
Anak usia batita mulai tumbuh rasa kemandiriannya. Mereka ingin dan merasa bisa melakukan berbagai hal yang dilakukan oleh orangtuanya. Ketika Anda melarangnya, maka ia menyalurkan rasa frustasinya melalui tantrum.

- Tak mampu menguasai/melakukan suatu hal
Anak bisa frustasi karena tak berhasil melakukan sesuatu hal yang ia anggap mampu lakukan. Misalnya, tak berhasil membuka kancing bajunya sendiri, atau tak bisa membuka tutup botol.

- Ditolak permintaannya
Ini yang sering terjadi di toko atau supermarket, ketika Anda tak mengabulkan permintaan anak.

- Lelah, lapar dan/atau merasa tak nyaman
Anak cenderung mudah ’meledak’ ketika mereka merasa lelah, lapar atau tidak nyaman.

- Mencari perhatian
Kadangkala anak tantrum untuk menarik perhatian orangtuanya.  Dorothy Einon, seorang pakar perilaku anak di Inggris mengatakan, anak tidak akan tantrum dengan orang yang tidak ia cintai.

- Suasana hatinya memang sedang buruk
Bad mood bukan monopoli orang dewasa, anak batita juga bisa, lho!  Bukan tak mungkin si kecil terbangun di pagi hari dengan suasana hati yang kurang baik, dan tetap seperti itu sepanjang hari.  Kalau sudah begini, lebih baik Anda bersiap-siap jika sewaktu-waktu terjadi ’ledakan’.


Jenis Tantrum

Dalam buku “Temper Tantrum in Young Children”, psikolog Michael Potegal, mengidentifikasikan dua jenis tantrum yang berbeda dengan landasan emosional dan tingkah laku yang berbeda sebagai berikut:

  1. Tantrum amarah (anger tantrum) dengan ciri menghentakkan kaki, menendang memukul dan berteriak.
  2. Tantrum kesedihan (distress tantrum) dangan ciri menangis dan terisak-isak, membantingkan diri dan berlari menjauh.

Anak yang masih sangat kecil sering mengungkapkan kesedihan atau kehilangan dangan tantrum.

Dalam buku “Raising Happy Children”, Jan Parker dan Jan Stimpson juga memaparkan dua jenis tantrum yang berbeda:

  1. Tantrum yang berawal dari kesedihan dan amarah.
  2. Tantrum yang berakar pada kebingungan dan ketakutan.

Ternyata setiap anak batita umur 18 bulan hingga 3 tahun plus (malah bisa sampai 6 tahun), akan melawan otoritas kita sebagai orangtua dan sewaktu-waktu menegaskan individualitasnya (hal ini merupakan bagian normal bagi seorang anak karena ia terus menerus berusaha untuk menggali dan mempelajari batasan yang ada. Mereka hampir pasti menunjukkan beberapa perilaku yang sulit, seperti keras kepala dan menentang (atau yang disebut psikolog “melawan”) karena ia sedang mengembangkan kemandirian dan otonomi. Tantrum juga merupakan cara yang normal untuk menyalurkan perasaan yang berlebih.

Anak-anak usia 2-3 tahun merupakan anak-anak yang sedang belajar mengungkapkan keinginannya. Dengan kondisi bicara yang belum jelas, bahkan ada yang belum bisa bicara, mereka bingung bagaimana menyampaikan keinginannya pada orang tuanya. Saking frustasinya karena orangtuanya tidak memahami maksudnya, biasanya anak menjadi marah. Hal lain yang menyebabkan anak tantrum adalah tidak dipenuhinya keinginannya oleh orang tuanya. Misalnya dia ingin sesuatu, tetapi dilarang.


Lalu bagaimana cara menangani anak tantrum?

1. Orangtua tetap tenang mengawasi anak yang sedang tantrum. Biarkan dia tenang dengan sendirinya. Jangan diamkan anak hingga dia bisa lebih tenang. Jangan terpancing emosi.  Biarkan anak sampai kondisi emosinya membaik, kecuali jika anak melampiaskan marahnya dengan hal yang membahayakan

2. Lakukan apapun yang sedang anda lakukan selama masa tantrum berlangsung. Jangan memukul atau melakukan hukuman fisik.

3. Jangan menyerah dengan tantrum anak. Begitu kita menyerah, mereka akan belajar menggunakan perilaku tak pada tempatnya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan

4. Jangan menyuap anak dengan hadiah untuk menghentikan tantrum. Anak-anak akan belajar bertindak tak semestinya untuk mendapatkanya

5. Setelah tenang, peluk anak dengan lembut sambil mengucapkan kata-kata menenangkan, misalnya : Maaf ya nak, tadi mama gak ngerti maksud kakak…Rayu anak dengan lembut.

6. Setelah agak lama, berikan nasihat (masih dengan tetap manis) bahwa bunda sayang sama si anak, misalnya : bunda sayang sama adek, apalagi kalo kakak jadi anak baik.

Biasanya bila anak disikapi dengan kasih sayang, frekwensi tantrumnya akan berkurang dan bahkan bisa hilang seiring bertambahnya usianya.

Mudah2an artikel diatas bisa membantu menjawab perilaku anak2 kita yang tantrum.


Source :

http://www.beritaterkinionline.com
http://sekolahautismeal-ihsan.com
http://mahpur.blogspot.com
http://www.ibudananak.com
http://wanatirta.wordpress.com

Khan Maluuu...

Salah satu agenda khusus setiap wiken adalah berenang. Aku akui berenang adalah olahraga yang menyenangkan. Anak kecil aja suka. Buktinya Zayan betah berlama2 disitu. Setiap wiken pas nyampe dikolam renang, jatah Zayan main air. Setelah Zayan puas main air lalu dimandiin, aku dan Zayan nunggu ditaman pinggir kolam. Lalu giliran Bapaknya yang berenang bolak-balik, biar sehat ;).

Jujur aja, sebagai penunggu cowo2 tercintaku yang asik main air, kadang aku suka jengah ngeliat cowo/cewe yang lagi berenang. Aku tadinya ga merhatiin, cuma khan ada disitu, yaaa pasti terlihat oleh mata :p.

Buat cowo... Mungkin kalo pake celana rada longgar takut celananya ilang diair kali ya kaya Mr. Bean :p. Tapi nyatanya suamiku beli celana pantai dibuat renang alhamdulillah sampe sekarang kalo berenang ga melorot2 tuh dipakainya :D. Kalo dirasa takut cari celana yang pengamannya dobel, ada tali n perekat velcro biar aman. Jangan ketat2 n pliiiiiiisss pake "CD" :((.

Buat cewe... kalian mau berenang apa mau mengundang sih? Banyak lo baju2 renang yang lucu2 tapi ga seperti mengundang :). Ini aset kita, jangan diumbar2. Keenakan mereka lagi, kitanya yang rugi ;).

Berenang itu aktifitas yang menyenangkan. Have fun n be wise :).


Source picture : http://www.scubatoys.com/store/wetsuits/pics/henderson/stretchshort.jpg

Sunday, October 24, 2010

Es Teh Manis Save My Day

Sebagai picky eater, kalo aku sedang mencoba makanan baru sudah bisa dipastikan minuman teh manis (khususnya es teh botol hihihi iklan ;p) menjadi pilihanku. Kenapa begitu? Yaa tentu aja buat ngilangin rasa ga enak, eneng atau anehnya makanan baru yang aku coba. Jadi bisa ternetralisir gitu :D. Untungnya es teh manis merupakan minuman murah meriah dan bisa dicari dimana2. Coba kalo minuman yang musiman kaya jus sirsak, walhasil aku ga bakal mau nyoba makanan2 diluar dari kebiasaanku deh, jadi ngerepotin khan? :D.

Sebenernya sih sekarang aku ga picky eater banget deh, ga kaya dulu. Sekarang lebih adventure eater but still picky hehehehe :p. Akhir2 ini aku bisa menyimpulkan kalo picky eater adalah pilihan seperti halnya "kelainan2" lainnya (huhuhu berarti aku kelainan dong :p). Maksudnya picky eater itu bisa dirubah kok, asal jangan takut. Maksudnya takut, ini pengalaman pribadi loh yaa... biasanya aku takut nyoba suatu hal yang baru karena takut eneg. Makanya nyari jalan keluar dengan mesen minuman es teh manis. Trus juga takut karena merasa sayang udah mesen tapi ga dimakan. Makanya sebelum makan tanya dulu apa bahan2nya. Sekiranya ada satu bahan yang ga bisa ditolerir (mis: ikan), yaa... jangan mesen. Atau paling aman kalo mau nekat juga karena pengen nyoba, bawa temen makan yang emang suka semua jenis makanan (kaya suamiku hahahaha :D).

Alhamdulillah, aku sekarang menyatakan bahwa aku udah suka Sushi, beberapa seafood n mau nyoba makanan2 lainnya. Tapiiiiiii..... pesen Teh Botol 1 mas, jangan lupa esnyaaa yaaa hehehe ;).

Source Foto from http://www.odzer.com/?tag=iced-tea

Wednesday, October 20, 2010

An Amazing Child Called Zayan

Anak kecil itu makhluk yang amazing! Zayan sooo amazing! Diantara polah tingkahnya yang dulu bisa diatur sampe belakangan ini jadi bocah yang sulit diatur terselip banyak hal2 yang membuat kami ortunya amazing. Apalagi kalo bukan Zayan yang bisa membaca. Memang sih belum bisa membaca buku atau kalimat2 panjang dalam sebuah cerita, hanya 1 set Flashcard, iya HANYA 1 SET FLASHCARD sudah membuat kami banggaaaaa setengah mampus heheheehe ;D.

Bukan hanya itu Zayan ga hanya bisa membaca Flashcardnya saja, dia juga bisa menghapalnya diluar kepala. Flashcard dwi bahasa itu (Indonesia-Inggris) Alhamdulillah sudah di-khatam Zayan dengan baik

Thursday, October 14, 2010

blog lama, cerita baru

Mulai dari mana yaaa??? Soalnya udah lama banget ga nulis. Ibarat rumah, MP-ku ini cuma dibersihin aja tapi jarang ditengok, diisi dan diperiksa apa ada surat atau tamu yang datang kesitu. Padahal banyak banget sebenarnya yang say hai, invite dan tentunya hal bisa diceritain. Maaf yaaa :(. Kemarin2 lagi asik sama FB, ngurusin jualan di http://muzade.multiply.com dan blognya Zayan di http://azayan.multiply.com. Pastinya jadi sering disana. Eh ga hanya itu ding, aku lagi seneng banget merhatiin tumbuh kembang Zayan yang lagi amazing2nya :). Alhamdulillah...

Apa kabar semua? Dengar2 banyak yang hilang karena punya "mainan baru". Aku akui micro blog lebih mudah karena ga usah detil dan to d'point. hehehe aku salah satu korbannya biarpun ga sampe punya account Tweeter segala, cuma FB sama Plurk aja. Plurkku juga ga jelas kabarnya. Aa pernah nyaranin Pingfm, ga tau kenapa ga bikin2 :p.

Ga kerasa udah setahun tinggal di Bali. Banyak kejadian "lucu" dan ga biasa disini, apalagi kalo bukan soal kehidupan bertetangga disini. Sebagai pendatang tentunya kami mencari tempat tinggal yang nyaman. Apalagi sekarang bukan kami berdua aja yang harus difikirin, Zayan merupakan prioritas dalam menentukan segala sesuatunya. Hasilnya kami tinggal ditempat kami sekarang ini disebuah kos2an lengkap sesuai dengan budget yang ada.

Masalah selesai sampai disitu? Ternyata tidak ;p. Bukan rahasia lagi kalo kebanyakan (bukan semuanya lo) kos2an lengkap merupakan pilihan para "Ayam" (wanita malam yang kebanyakan para ABG usia 16-25thnan). Bisik2 tetangga, mereka ga akan mau tinggal dikos2an atau kontrakan seadanya karena menyangkut prestise. Kalo aku perhatiin memang hampir 90% isinya orang2 ga jelas, entah itu pasangan ga nikah atau yaa para Ayam2 itu.

Walhasil hampir rata2 ga bertegur sapa, kalo pun aku senyumin mereka acuh beibeh. Ga tau karena segan, malu, ga mau diganggu atau ga perduli. Tapi ga semua sih, satu-dua ada juga yang ramah. Salah satunya, sebut saja Mimi. Orangnya baik, lucunya sering curhat mengenai kesadarannya akan kesalahan (Dosa) yang ia perbuat. Dia selalu pengen berubah lebih baik tapi ga jadi2. Tapi Alhamdulillah blom lama ini akhirnya merit juga sama si-bule. Dan dengan bangganya (dan serius) cerita ke aku keinginannya untuk menjadi lebih baik. Hebatnya dia bisa ngajak suaminya si-bule jadi muallaf. Mudah2an Mimi bisa ngajarin suaminya u/ menjadi Muallaf yang baik dan mudah2an cinta mereka everlasting selamanya (amin). Soalnya kelihatan banget kalo suaminya sayang banget sama si-Mimi. Dan Mimi pun sepertinya masih tergolong makhluk langka, hehehe... maksudku lumayan lurus, masih bisa dan mau nerima kalo diingetin dan sadar akan berubah lebih baik, ga buat dosa itu lagi. Mudah2an mereka tetep istiqomah akan niatnya karena sudah pasti Allah bersama orang2 yang berusaha memperbaiki diri. Aminnn...